Senin, 31 Mei 2010

Benarkah Kristen dan Yahudi membawa "Cahaya" kedunia ini?

Menurut catatan sejarah yang pernah kita ketahui, bahwa kehidupan di Eropa yang sejak dahulu menjadi pusat agama Kristen/Yahudi/Israel pada masa sebelum perang Salib, kehidupannya sangat rendah dan buruk, baik itu segi kemasyarakatan, keagamaan, pemerintahan, dll. Bila mereka benar bahwa agama mereka membawa kemajuan dan kebenaran, tentunya kemajuan itu sudah mereka alami sejak turunnya agama Kristen/Yahudi/Israel tersebut, tetapi kenyataannya setelah mencapai 10 abad, kehidupan bukannya semakin membaik malah semakin memburuk yang kemudian dikenal dalam sejarah dengan sebutan masa kegelapan, karena adanya ajaran untuk mengabaikan sama sekali kehidupan dunia bahkan melupakannya sama sekali, tetapi Kristen/Yahudi/Israel dengan sangat cepat mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kehidupannya segera setelah perang Salib, setelah adanya interaksi dengan dunia Islam. Bilapun ada sisa–sisa kemajuan yang ada, itupun sebenarnya sisa–sisa peninggalan kebudayaan berhala yang pernah ada di wilayah mereka, seperti kebudayaan Romawi, kebudayaan Yunani, Persia, dll.

Bila diperhatikan ada kenyataan bahwa banyak sekali ilmuwan–ilmuwan kalangan penyebar fitnah yang dibantai karena pernyataan para ilmuwan tersebut bertentangan dengan ajaran mereka, yang dibunuh jumlahnya mencapai mendekati seratus ribu orang bila tidak lebih, sedangkan yang dengan hukuman lainnya mencapai setengah juta orang lebih. Padahal penduduk dunia bila tidak salah pada waktu itu baru 700 juta jiwa dan hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang tinggal di daratan Eropa, dan itu belum termasuk korban Inkuisisi yang dijalankan oleh Paus Inocentius dan ratu Issabella terhadap penduduk Andalusia, Spanyol, yang korbannya mencapai 1.000.000 jiwa (muslim yang tewas setelah dipaksa setidaknya murtad dari Islam atau bahkan masuk Kristen/Yahudi/Israel) yang tewas dengan mengenaskan. Dapat dibayangkan sesungguhnya betapa banyak ilmuwan yang dibinasakan pada waktu itu jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Eropa pada masa itu. Padahal sebenarnya pada saat itu Islam sedang mengalami masa kemunduran yang cukup parah, coba fikirkan, dalam keadaan yang paling buruk, masih mampu memberi cahaya kemajuan yang sangat kuat kepada dunia lain yang sama sekali belum mengenal Islam.

Para ilmuwan mereka (Kristen/Yahudi/Israel) dikebiri dan dijegal dalam kegiatan mereka mencari kebenaran, seperti antara lain tuduhan bid'ah bahkan sampai pemaksaan ilmuwan tersebut untuk minum racun atau dihukum bakar bila masih mempertahankanan kebenaran ilmu pengetahuan yang mereka bawa. Kemajuan ilmu pengetahuan di dunia mereka mulai marak setelah perang Salib yang selama 195 tahun yang mana mereka banyak menyerap ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam untuk diterapkan dalam kehidupan mereka, bahkan kalau tidak salah yang termasuk pertama kali menyerap ajaran Islam adalah para pendeta mereka yang kalau tidak salah, bidang yang diminati pertama kali adalah bidang ilmu hukum yang kemudian minat tersebut berkembang kesegala segi ilmu pengetahuan yang ada ketika itu, alasan apa yang benar–benar kuat yang dapat menyebabkan terjadinya revolusi besar–besaran dalam kehidupan bangsa Eropa yang dikenal dengan nama Renaissance atau Aufklärung atau Zaman Pencerahan atau Zaman Kebangkitan yang dinyatakan mulai berjalan sejak tahun 1350 m, sedangkan perang Salib terjadi tahun 1096 – 1291 M, suatu jangka waktu yang terlalu berdekatan dan merupakan peristiwa–peristiwa sangat besar di Eropa pada masa tersebut dan terlalu kuat untuk diabaikan hubungan antara keduanya dan tak ada hal–hal lain yang cukup kuat yang dapat menyebabkan terjadinya Renaissance atau Aufklärung atau Zaman Pencerahan atau Zaman Kebangkitan selain dengan masukknya pengaruh Islam ke dalam kehidupan Kristen/Yahudi/Israel. Kenyataan ini membuat Gereja terdesak, tidak mampu menjawab pertanyaan umat mereka, sehingga sekitar abad ke 16 dikeluarkan dekrit bahwa hanya Paus yang boleh menafsirkan kitab Injil dan pernyataan yang biasa disebut dengan "Capita de Reformatione" yang berisi penentangan kemajuan dan perkembangan dunia modern (ilmu pengetahuan dan kehidupan dunia) yang merupakan hasil Konsili (rapat akbar) pendeta Kristen/Yahudi/Israel seluruh dunia) tahun 1545 – 1563 M di Trente – Italia, kemudian sekitar abad ke 18 terjadi aliran besar–besaran pemisahan antara kehidupan akhirat dan kehidupan dunia yang biasa disebut dengan Sekularisasi akibat kegagalan Injil dalam mempertahankan eksistensinya dari ilmu pengetahuan yang kemudian disebarkan keseluruh dunia dan ditanamkan secara paksa kepada daerah–daerah yang mereka jajah dan daerah–daerah yang bisa mereka pengaruhi, bukankah ini merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya adalah kemunduran dan tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan dan jaman. Bahkan, bekas–bekas bahwa Kristen/Yahudi/Israel menentang perkembangan dan kemajuan jaman masih terasa kuat pada buku pedoman penghayatan dan kehidupan Kristen/Yahudi/Israel yang sering disebut dengan 'Katekismus' yang diterbitkan sekitar awal tahun 1990–an, juga adanya larangan bagi kalangan Yahudi/Israel di masa kini untuk menikmati keduniaan seperti TV dan Radio (yang dalam Kristen sering disebut dengan Selibat).

8 komentar:

  1. Tentang pembantaian Muslim Andalusia, saya anggap itu impas. Karena Spanyol waktu itu selalu dijarah oleh Muslim Andalusia. Jadi Impas. Kedua, tidak ada ilmu dari Islam yang berguna di Renaissance.

    BalasHapus
  2. Klo Anda bilang impas, berarti Anda setuju donk dengan pembantaian tersebut. Wah, anda sekarang sudah berani melanggar aturan Yesus yang melarang membunuh... Yesus mengatakan sayangi musuh mu, loh...

    BalasHapus
  3. Saya gak pikir masalah saya membalas mereka. Namun saya berpikir. Itu urusan mereka. Namun masalah impas gak impas, Ya pasti impas lah. Kalo masalah mencintai musuhmu, tentu saya lakukan. Namun perang ya perang. MEreka membantai dalam rangka perang. Namun siapa yang memulai perang, Muslim Andalusia. Jadi, negara Spanyol waktu itu mau gak mau harus perang supaya negaranya tetap jalan.

    BalasHapus
  4. Ya, berarti ajaran Yesus untuk mencintai musuh mu, juga masih boleh dilanggar oleh umat Kristiani donk... Ajaran Yesus dilarang membunuh, masih ada pengecualiannya juga donk... berarti Yesus kurang lengkap tu nilisnya...

    BalasHapus
  5. Aku gak bicara masalah agama di pembantaian Muslim Andalusia. Aku cuma bicara impas gak impas. Saya gak bicara dalam masalah agama. Kalo dalam masalah agama, bagian manapun pasti salah. Termasuk Muslim Andalusia. Jadi, saya bicara impas gak impas tanpa bawa-bawa urusan agama.

    BalasHapus
  6. Itu lah orang Kristiani... klo menyalahi ajarannya, tidak berani mengaku salah, malah mencari pembenaran...

    BalasHapus
  7. Kamu kok juga cari pembenaran pendapatmu kalo yang salah itu Spanyol waktu itu. Kan saya tadi sudah bilang, kalo aku gak bawa masalah agama. Kalo Muslim membantai Kristen, mana suara anda yang menyatakan Muslim jahat. Bom Bali itu membunuh banyak orang Kristen. Anda juga membela Muslim dengan alasan agama. Saya membela Spanyol di contoh anda, apa saya bawa masalah agama? Nggak!
    Saya jujur gak setuju sama pembantaian model apapun. Cuma, kalo masalah impas gak impas, anda sudah tahu jawaban saya. Kalo anda bicara masalah impas gak impas, tentukan mana yang salah, Andalusia atau Spanyol.

    BalasHapus
  8. Ayo kita saling bunuh aja lah... capek berdebat, hahaha....

    BalasHapus

Silahkan Anda tanggapi artikel diatas: