Rabu, 23 Juni 2010

Pemalsuan Sejarah Film Inglorious Basterds

Jangan berharap untuk belajar sejarah Jerman dari film ini. Walaupun berlatarkan sejarah, namun film ini hanya rekaan Quentin Tarantino belaka. Layaknya film-film Tarantino yang lain, film ini dipilah dengan chapter-chapter. Berlatarkan masa pendudukan Jerman di Perancis, setting yang disajikan begitu menarik. Akting yang memukau dari Christoph Waltz yang berperan sebagai Col Hans Landa membumbui keseluruhan film. Sayang aktor konyol Mike Myers hanya muncul sekilas pada film ini sebagai General Ed Fenech, perwira Inggris yang merencanakan operasi Kino. Inglorious Basterd sendiri adalah kelompok pembasmi Nazi yang dikepalai oleh Lt. Aldo Raine (Brad Pitt), orang Amerika yang merekrut jagoan-jagoan pembasmi Nazi. Alur cerita yang cukup gila, dipadu dengan beberapa adegan sadis, sanggup mengocok perut dengan kekonyolannya. Sayangnya film ini terkesan agak maksa endingnya. Kenapa tiba-tiba tokoh Landa yang begitu hebat dan tak pernah bisa dikelabui sekonyong-konyong berbalik arah dan dengan begitu mudahnya dijebak justru pada posisi sedang di atas angin. Secara keseluruhan sih, film ini sangat layak tonton.

Chapter pertama film ini, terlihat keluarga Perancis yang hidup tenang sedang diinspeksi oleh seorang perwira Nazi, Col. Landa. Perrier LaPadite (Denis Menochet), sang kepala keluarga diinterogasi dengan obrolan-obrolan ringan dari sang kolonel. Awalnya dengan bahasa Perancis, yang kemudian beralih ke bahasa Inggris. Dengan psikoanalisa, dan persuasi yang meyakinkan. LaPadite yang semula menyembunyikan para pelarian Yahudi di kolong rumahnya akhirnya mengaku dan para Nazi pun membantai dengan berondongan senjata ke arah lantai rumah. Namun ada satu orang anak perempuan yang selamat melarikan diri, Shosanna Dreyfus (Mélanie Laurent). Entah kenapa, Col. Landa meloloskan perempuan ini, walaupun sempat membidikkan pistol ke arahnya saat berlari meninggalkan rumah Perancis tersebut.

Chapter kedua, Lt. Aldo Raine, berorasi di depan anak buahnya, para Inglorious Basterds. Mereka menyerang pasukan Nazi, dan memperkenalkan jurus andalan masing-masing dari tiap anggotanya. Sgt. Hugo Stiglitz (Til Schweiger), seorang Yahudi yang selalu menganiaya para pentolan Nazi sebelum membunuhnya, Sgt. Donny Donowitz (Eli Roth) yang dijuluki The Bear karena biasa menggebuki korbannya sampai mati, dan anggota-anggota lainnya. Setiap pasukan Nazi yang tidak dihabisi, ditandai dengan lambang Nazi di keningnya dan dilepas untuk menyebarkan kemashuran kelompok Inglorious Basterds ini.

Shosanna Dreyfus, sudah dewasa dan mengubah namanya menjadi Emanuelle Mimieux dan menjelma menjadi wanita cantik pemilik Bioskop. Rencana pembantaian Nazi oleh berbagai kubu dalam suatu gedung bioskop saat pemutaran film nasionalis justru bermula di sini. Pahlawan Nazi yang membintangi film tersebut mengalami sedikit crush dengan Shosanna. Demi memikat sang wanita, dia pun meminta pemutaran premier film tersebut tidak jadi dilakukan di Ritz, namun dialihkan ke bioskop sang pujaan hati. Rencananya premier tersebut akan dihadiri oleh Adolf Hitler (Martin Wuttke) dan beberapa pentolan Nazi lain.

Adegan favorit gue justru yang berlokasi di sebuah bar. Sebagian anggota Inglorious Basterds terbantai di sini, karena kelalaiannya menyamar berhasil diungkap oleh beberapa pasukan Nazi. Aksen yang aneh dan kesalahan mengacungkan jari saat menyebutkan angka 3 menjadi pemicu baku tembak di bar tersebut. Hanya satu yang selamat dalam baku tembak ringan tersebut. Bridget von Hammersmark (Diane Kruger), seorang aktris merangkap mata-mata Inglorious Basterds. Pasukan yang tersisa pun minta agar mereka bisa disusupkan ke acara premier pemutaran film. Agar tak terjadi kesalahan serupa, maka mereka pun menyusun skenario bahwa mereka mendampingi Bridget sebagai orang Italia.

Sayang, jejak-jejak Bridget di bar tersebut berhasil dilacak oleh Landa. Adegan konyol banyak terjadi saat Bridget yang kakinya digips, mengaku jatuh karena naik gunung. Lagi-lagi psikoanalisa Landa menggelitik penonton, membuat Bridget tak bisa berkata-kata. Belum lagi gaya Landa yang lebih fasih mengobrol dengan bahasa Italia malam membuat Aldo Raine dan anak buahnya tergagap-gagap.

Seluruh anggota Inglorious Basterds yang sudah dilengkapi bom berhasil menyusup ke setiap penjuru bioskop. Landa berhasil melacaknya. Seperti yang sudah gue tuturkan di awal tulisan ini, entah kenapa justru Landa berbalik arah, dan mengadakan negosiasi agar dirinya terbebas dari tuduhan penjahat perang. Sebuah tontonan ringan yang menggelitik memang.. Nazi boleh jadi jahat, tapi pelacak yang jitu. Acungan jempol untuk Quentin Tarantino dengan kegilaan film ini…

4 komentar:

  1. Namanya juga fiksi. Mana yang tidak sesuai dengan sejarah? Kalo Hitler aslinya mati bunuh diri, bukan dibunuh. Cuma, kok yang ini dibahas. Ow, Hugo Stiglitz itu bukan Yahudi lho.
    Kalo disebut pemalsuan sejarah, namanya juga fiksi. Cuma, mesti ada bagian seng kamu gak seneng.

    BalasHapus
  2. Karena permintaan Sodara Freak1Dave, makanya seputar tentang film ini saya bahas sedikit disini, supaya anda sadar bahwa Saodara2x Kristiani Anda di Palestina (35% penduduk palestina) sedang menunggu dukungan Anda bagi mereka dalam memerangi Yahudi Israel...

    BalasHapus
  3. Gak kebalek ta? Di film itu kan Yahudi banyak yang dibunuh.

    BalasHapus
  4. Iya didalam film itu banyak Yahudi yg dibunuh, tetapi pada kenyataannya, umat Kristiani Palestina dibantai oleh Israel, bahkan umat Kristiani dilarang datang ketanah dimana diyakini sebagai tempat kelahiran yesus... emang dasar Kristiani agama g jelas... segitu di dilecehkan agamanya oleh Israel masih saja diam...

    BalasHapus

Silahkan Anda tanggapi artikel diatas: