Fokus terhadap perang di Afghanistan-Pakistan, presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengesampingkan upaya untuk menutup penjara Guantanamo, sehingga banyak pihak yang menduga tidak mungkin ia akan memenuhi janjinya untuk menutup fasilitas penyiksaan tersebut sebelum berakhir masa jabatannya pada tahun 2013, senator Amerika Serikat mengatakan. Tahun lalu, Gedung Putih mengakui bahwa batas waktu penutupan Guantanamo pada awal Januari 2010 meleset dan akhirnya Obama memerintahkan agar tahanan dipindahkan satu per satu ke Illinois.
"Pemerintah begitu lamban, dan seperti sengaja pemerintah tidak menempatkan banyak energi untuk hal ini," kata Senator Carl Levin, politisi Demokrat asal Michigan yang juga merupakan ketua Komite Angkatan Bersenjata, lansir PressTV.
Dia menambahkan, "Kemungkinan untuk itu masih ada mungkin pada pengangkatan presiden berikutnya.
Sementara itu, Senator Lindsey Graham dari kubu Republik mengatakan "Upaya (penutupan) ini penting untuk mendukung kehidupan." Ia pesimis bahwa Guantanamo akan ditutup dalam waktu dekat."
"Hasutan dari sejumlah orang dari Partai Republik, perencanaan administrasi yang buruk, serta kelumpuhan pengambilan keputusan telah membuat rencana ini selalu terhalang," lanjut Lindsey, New York Times melaporkan.
Pemindahan tahanan ke penjara Illinois pun bermasalah. Tahun lalu, misalnya, pemerintah dan anggota Kongres membatasi tahanan ke Amerika Serikat kecuali untuk penuntutan. Menyikapi hal ini, Levin mengatakan, komite yang dipimpinnya memilih untuk memblokir uang untuk merenovasi penjara Illinois untuk menampung tahanan, dan membatasi transfer dari Guantanamo ke negara lain - termasuk penjara-penjara AS yang ada di Yaman, Arab Saudi, Afghanistan, Pakistan, dan Somalia. Sekitar 130 dari 181 tahanan berasal dari negara-negara tersebut.
Sebuah studi yang dilakukan Pentagon baru-baru ini, menunjukkan pajak yang dipungut pemerintah dari warga negara AS dihabiskan lebih dari $ 2 miliar antara 2002 dan 2009 untuk membiayai penjara-penjara itu.
Sebagian pejabat AS percaya bahwa penggunaan uang pajak itu akan hemat sekitar 180 juta dolar jika penjara Guantanammo ditutup dan tahanannya dipindahkan ke Illinois.
"Pemerintah begitu lamban, dan seperti sengaja pemerintah tidak menempatkan banyak energi untuk hal ini," kata Senator Carl Levin, politisi Demokrat asal Michigan yang juga merupakan ketua Komite Angkatan Bersenjata, lansir PressTV.
Dia menambahkan, "Kemungkinan untuk itu masih ada mungkin pada pengangkatan presiden berikutnya.
Sementara itu, Senator Lindsey Graham dari kubu Republik mengatakan "Upaya (penutupan) ini penting untuk mendukung kehidupan." Ia pesimis bahwa Guantanamo akan ditutup dalam waktu dekat."
"Hasutan dari sejumlah orang dari Partai Republik, perencanaan administrasi yang buruk, serta kelumpuhan pengambilan keputusan telah membuat rencana ini selalu terhalang," lanjut Lindsey, New York Times melaporkan.
Pemindahan tahanan ke penjara Illinois pun bermasalah. Tahun lalu, misalnya, pemerintah dan anggota Kongres membatasi tahanan ke Amerika Serikat kecuali untuk penuntutan. Menyikapi hal ini, Levin mengatakan, komite yang dipimpinnya memilih untuk memblokir uang untuk merenovasi penjara Illinois untuk menampung tahanan, dan membatasi transfer dari Guantanamo ke negara lain - termasuk penjara-penjara AS yang ada di Yaman, Arab Saudi, Afghanistan, Pakistan, dan Somalia. Sekitar 130 dari 181 tahanan berasal dari negara-negara tersebut.
Sebuah studi yang dilakukan Pentagon baru-baru ini, menunjukkan pajak yang dipungut pemerintah dari warga negara AS dihabiskan lebih dari $ 2 miliar antara 2002 dan 2009 untuk membiayai penjara-penjara itu.
Sebagian pejabat AS percaya bahwa penggunaan uang pajak itu akan hemat sekitar 180 juta dolar jika penjara Guantanammo ditutup dan tahanannya dipindahkan ke Illinois.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda tanggapi artikel diatas: