Kisah adanya dosa warisan dan penebusan dosa adalah ajaran yang dianut oleh pengikut agama Kristiani, Adapun cerita ringkasnya sebagai berikut:
Adam dan Hawa dijadikan oleh Tuhan sebagai nenek moyang manusia, dan keduanya ditempatkan didalam Firdaus. Adam dan Hawa akhirnya telah berdosa sebab memakan buah pohon yang terlarang di taman Firdaus. Oleh karena itu Adam telah berdosa, maka semua anak cucunya menjadi berdosa karena sebagai keturunan dari orang yang berdosa. Tuhan bersifat adil dan maha kasih sayang terhadap hamba-Nya. Menurut sifat keadilan hukum Tuhan, semua manusia yang telah berdosa itu harus dihukum kekal. Namun menurut sifat kasih sayang-Nya, manusia harus diselamatkan dari hukuman tersebut. Untuk itu maka Tuhan menyuruh anak-Nya yang suci turun ke dunia menjelma menjadi manusia yang dilahirkan oleh seorang dara yang suci pula, Mariyam namanya, dan anak itu bernama Yesus Kristus. Setelah Yesus dewasa, lalu ditangkap oleh orang Yahudi, kemudian disalib dan matilah Yesus diatas palang salib. Kematian tersebut menurut kepercayaan Kristiani adalah menjadi korban penebus dosa manusia.
Dengan jalan demikian, maka sifat kaedilan dan kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya telah tersalurkan. Oleh karena itu maka Yesus disebut juru selamat. Demikian menurut kepercayaan Kristiani yang sebenarnya kepercayaan tersebut tidak ada dalam Alkitab sebagai dasar hukumnya. Adapun sumber ajaran tentang adanya dosa warisan itu adalah dari Paulus, dan bukan dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Jika demikian halnya seperti penjelasan diatas, maka bagaimana hukum yang sebenarnya terdapat dalam Alkitab?
Didalam Perjanjian Lama tertulis sebagai berikut:
”Orang yang berbuat dosa itu juga akan mati, maka anak tiada akan menanggung kesalahan bapanya, dan bapapun tiada akan menanggung kesalahan anaknya, kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang fasikpun akan tergantung atasnya (Kitab Nabi Jehezikel 18/20)
Tetapi jika orang fasik itu bertobat daripada segala dosa yang telah diperbuatnya, lalu memeliharakannya segala hukumku dan dibuatnya mana yang benar dan betul, niscaya orang itu akan hidup juga, tiada ia akan mati dibunuh (Kitab Nabi Jehezikel: 18/22)
Didalam Perjanjian Baru tertera sebagi berikut:
Tetapi kata Yesus: “Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangnya mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan sorga”(Matius:19/14)
Ayat ini menyatakan bahwa Yesus sendiri menjelaskan bahwa orang-orang yang sama seperti kanak-kanak itu mempunyai kerajaan sorga. Keterangan ini membuktikan bahwa anak-anak itu tidak berdosa, karena jika meraka berdosa sudah tentu tidak mempunyai kerajaan sorga. Sebab sorga bukan tempat orang berdosa, melainkan tempat orang yang sudah bersih dari segala dosa. Dengan demikian diketahui bahwa dosa warisan itu tidak ada.
Demikianlah duduk persoalan yang sebenarnya yang tercantum dalam taurat Nabi Musa atau Perjanjian lama, dan juga yang tercantum dalam Injil nabi Isa – Yesus Kristus – atau perjanjian baru. Maka dapat kita simpulkan bahwa umat kristiani lebih mengutamakan doktrin-doktrin yang dibuat oleh Paulus ketimbang yang telah tertulis didalam Al-kitab mereka sendiri. Timbul pertanyaan, mengapa umat Kristiani begitu mengagungkan Paulus, padahal yang Paulus ajarkan banyak sekali bertentangan dengan Al-kitab itu sendiri?
Selanjutnya mari kita melihat dari sudut pandang Al-Qur’an. Al-Qur’an maha suci yang merupakan kumpulan semua kita yang pernah Allah SWT turunkan sebagai petunjuk untuk umat manusia. Berikut pentunjuk dari Al-Qur’an:
Ataukah belum diberitahukan kepadanya apa yang ada didalam lembaran-lembaran Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim? Bahwa seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (An Najm:36-38)
Dan lebih tegas lagi dan lebih menyeluruh lagi pengertiannya adalah ayat sebagi berikut:
Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh apapun selain apa yang telah diusakannya (An Najm:39)
Demikianlah penjelasan dari Al-Qur’an bahwa orang yang berdosa itu, ya dari hasil karya sendiri, dan orang yang berpahalapun juga karena memetik hasil karyanya sendiri pula. Tidak ada dosa warisan atau kiriman dan juga tidak ada pahala warisan atau kiriman.
Kemudian setelah kita baca ayat-ayat dalam Perjanjian lama, Perjanjian baru dan Al Quran tentang tidak adanya dosa warisan dan tidak adanya pula tebusan dosa, maka sekarang kita perlu ketahui sumber penyelewengan dari ajaran Taurat, Injil dan Al Quran tentang masalah ini.
Marilah kita baca
”Sebab itu, sebagaimana oleh sebab seorang berdosa, maka dosa sudah masuk ke dalam dunia ini, dan maut oleh sebab dosa itu, dan atas peri demikian, maut itu menimpa sekalian manusia, maka karena itulah sekalian berbuat dosa” (Rum:5/12)
Paulus berpendapat bahwa: Dunia ini menjadi ada dosa karena dimasuki oleh seorang yang berdosa, yakni Adam nenek moyang manusia sedunia ini. Maut atau hukuman yang kekal itu lantaran dosa. Dosa yang diperbuat oleh Adam menimpa sekalian manusia sebagai warisan dari dosa nenek moyang. Demikianlah pendapat Paulus yang mengilhami umak Kristiani berkeyakinan adanya dosa warisan.
Sekali lagi, hal ini sangat mencengangkan kita. Perkataan Paulus begitu bertentangan dengan Al-Kitab. Namun, mengapa Paulus masih di agung-agung