Kristen Protestan adalah Agama buatan manusia

Sejarah munculnya Kristen Protestan adalah dimulai ketika proses pembangunan Negara Vatikan. Pembangunan Vatikan membutuhkan biaya yang cukup besar dimana diambil dari sumbangan paksa kepada pemeluk agama yang percaya Tuhan mereka adalah Yesus. Sebagian pemeluknya protes karena pemuka katolik menikmati kemewahan dan hidup didalam kesenangan sedangkan rakyatnya harus menempuh masa sulit dan dirampas harta mereka untuk pembangunan Vatikan. Kemudian sebagian kelompok umat berpecah membentuk agama baru dengan sebutan kristen protestan. Pada masa itu umat kristen protestan hidup didalam tekanan, bila tertangkap maka akan dihukum mati di Vatikan. Berkas-berkas hukuman mati ini masih tersimpan hingga saat ini diruang kerja Paulus terpilih.

Kristen Protestan tidak memiliki kiblat. Mereka tidak diterima di Roma atau dimana pun karena umat Katolik juga menganggap Protestan sebagai aliran sesat. Tanah tapak tilas, tanah suci tempat lahirnya Yesus menurut orang Protestan yaitu kota Betlehem juga diblokade dan di benteng oleh Israel. Kalau boleh dibilang, kristen protestan ini adalah agama pastur setempat, jadi agamanya pemimpin gereja setempat. Kitab-kitab Injil yang mereka gunakan telah dirubah kedalam bahasa setempat dan tentunya ini merupakan perubahan yang kesekian kalinya mulai dari bahasa Ibrani, lalu bahasa inggris, lalu Indonesia hingga menjadi bahasa Papua, Batak dan bahasa daerah lainnya. Injil-injil ini sudah tidak original lagi bahkan kebenaran perubahan bahasanya pun sangat diragukan karena apabila kita bandingkan antara Injil yang satu dengan yang lainnya isinya telah berbeda-beda.

Umat kristen protestan cuma dapat meneriakkan "cinta kasih Tuhan Yesus"3x... tanpa ada penjelasan yang jelas mengenai kebenaran dari ajaran yang mereka anut. Inilah contoh orang-orang yang dibutakan oleh cinta kasih Tuhan palsu, Yesus Kristus. Mereka akan sesat selamanya tanpa kiblat, tanpa ujung, tanpa tuan karena mereka telah menutup mata melihat kebenaran dari mana mereka pertama muncul.