Rabu, 29 September 2010

Elsa van de Loo perwakilan Belanda di PBB masuk Islam...


Ketika Belanda disorot karena partai anti-islam PVV mendukung pemerintahan koalisi, remaja berjilbab mewakili negeri ini di forum muda PBB. Elsa van de Loo bertolak ke New York AS, 2 Oktober. Beberapa hari kemudian ia akan berpidato di depan Majelis Umum PBB atas nama Belanda. Ia akan mendesak perhatian pemimpin dunia perlunya 'Air Sebagai Hak Asasi Setiap Individu.'

Bule Berjilbab
Penampilan Elsa langsung menarik perhatian karena ia mengenakan jilbab. Setelah 'mencari' selama lima tahun, akhirnya memeluk Islam, dua tahun lalu.
Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Amsterdam itu tidak kesulitan hidup sebagai muslimah di Belanda. Ia sama sekali tidak merasa perbedaan perlakuan dari sesama kaum muda.

"Dalam kehidupan bermasyarakat, di luar politik sebenarnya kaum muda sangat-sangat toleran. Bahkan terbuka dan mereka bisa menghormati pilihan individu," ungkap Elsa mengenai pengalamannya hidup di kota besar Haarlem dan kuliah di Amsterdam. "Mungkin tanggapannya akan sedikit berbeda kalau saya tinggal di pedesaan. Tapi pengalaman saja sejauh ini baik-baik saja."

Gadis 22 tahun itu merasa Belanda sebagai negeri Multi Kultural, dihuni penduduk berbagai latar belakang budaya dan agama, sehingga memunculkan kaum muda yang sangat toleran terhadap kaum muslim.

Elsa mencontohkan kesuksesannya memenangkan kontes pemilihan wakil forum muda PBB. "Kontes itu ditentukan oleh perolehan suara. Dan saya mendapat dukungan paling banyak dari kaum muda Belanda. Padahal saya satu-satunya yang pakai jilbab."

Gadis blasteran Belanda-Republik Dominika itu menilai bahwa agama jangan sampai menjadi penghalang dalam memperjuangkan sebuah visi 'hak-hak asasi manusia.' "Mungkin tidak semua orang nyaman dengan penampilan saya, tapi saya mewakili semua kaum muda Belanda."
Air Hak Asasi
Ia menekankan pentingnya air. "Satu miliar penduduk bumi tidak punya akses air bersih. Akibatnya banyak kematian bayi." Menurut Elsa, masalah air harus diperhatikan secara serius. Penggunaan air merupakan tanggungjawab semua orang, pemerintah dan juga PBB. "Karena kalau tidak diurus dengan baik maka air menjadi sumber konflik."

Film Elsa ketika sedang berpidato simultan untuk PBB dari Comedy Cafe di Amsterdam, 6 Oktober 2009. Menurut Elsa, pidato ini disambut antusias Pangeran penerus tahta Belanda, Willem Alexander dan para penasihat masalah air.

Geert Wilders dan Pajak Jilbab

Kalau bertemu dengan Geert Wilders pemimpin PVV, gadis berjilbab ini ingin mendesak agar program Kerjasama Pembangunan tidak dihentikan. Selain itu dia juga cemas Wilders akan memangkas subsidi sektor Budaya dan Seni Belanda.
Ditanya soal rencana PVV yang ingin menerapkan Pajak Jilbab, Elsa van de Loo akan menolak membayarnya. Karena menurutnya semua orang berhak menjalankan ibadah agamanya. "Setiap orang bebas mengungkapkan agamanya, selama itu tidak mengganggu orang lain. Jilbab, tidak mengganggu orang lain."

Sebagai orang Belanda totok Elsa tidak setuju kalau ada pajak Jilbab. "Gagasan itu hanya wacana untuk mendapatkan publikasi saja, secara praktek tidak mungkin bisa diterapkan."(rb)

SUDAH BANYAK ELIT POLITIK, PENDETA, PASTUR DAN ORANG-ORANG PENTING, YANG DULUNYA KRISTIANI TELAH MEMELUK ISLAM...

Senin, 27 September 2010

Apa itu Yesus, mengapa Yesus di anggap Tuhan?

Walaupun apapun itu, dan itulah keyakinan kalian untuk Yesus (Nabi Isa. as) manusia yang di utus meluruskan umat manusia tetapi di lantik dan disalib menjadi tuhan oleh manusia pula yaitu Raja Romawi yaitu Konstantif pada tahun 325 M??

Adakah jika Tuhan itu meminta2 tolong kepada tuhan?
** Matius pasal 27 ayat 46: "Maka sekira-kira pukul tiga itu, berserulah Yesus dengan suara yang nyaring, katanya: "Eli, Eli, lama sabachtani", artinya "Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, apakah sebabnya Engkau meninggalkan Aku".

** Matius pasal 26 ayat 38 yang menyebutkan: "Kemudian kata Yesus kepada mereka itu: Hatiku amat sangat berduka cita hampir mati rasaku; tinggallah kamu di sini dan berjagalah sertaku"

Tuhan yang tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri sedangkan ia berkuasa dan diakui oleh kalian dialah Raja segala Raja, Yesuspun lalu meminta tolong terhadap murid2nya untuk berjaga2 akan dirinya..?
Sedangkan ia berkata kedatangannya hanya untuk penebus dosa kaumnya yaitu Bani Israil atau bisa disebut bangsa2 israil?

Yesus pun disalibkan. Disalibkan pada kayu.
** Galatia pasal 3 ayat 13 : "Maka Kristus sudah menebus kita dari pada kutuk Torat itu dengan menjadi satu kutuk karena kita, karena ada tersurat: " yang artinya "Terkutuklah tiap2 orang yg tergantung pada kayu"
ntah memang sudah menebus dosa2 manusia terkutuk pada waktu itu atau bagaimana..
Bahwasanya Yesus menjadi terkutuk bila tergantung pada kayu. Glatia sendiri yang menyebutkan pada pasal 3 ayat 13 itu.

Lalu dikitab kalian diantara perjanjian lama lalu di revisi menjadi perjanjian baru yang KATANYA Jeffry Michael Silalah itu adalah suatu "Penggenapan" siapa yg melakukan penggenapan?????"
Jika Yesus, kapan waktunya adakah tertera pada ayat2nya.
Bila Malaikat, Sungguh sudah melanggar adab ketuhanan, tugas malaikat hanya penghantar wahyu atau firman dari Allah kepada Utusannya yaitu Nabi dan untuk umatnya.
Jika Manusia, Celakalah ia yg membenar2kan dari kesalahan-kesalahan.Maka ia harus menanggung dan membayar mahal pada perbuatannya itu.

Ini Ilmiah bukan logika.

Ini pertanyaan saya untuk kesekian kalinya masih pada tempat yang sama. yang membuat kebingungan bagi umat Yesus sendiri. Alhamdulillah kian tahun kian bertambah umat muslim Dinegara2 Eropa dan Asia dan Amerika sendiri sudah mencakup 20.000 orang pertahun yang menjadi Mualaf. Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala Firman-Nya. Maha Besar Allah yang telah menciptakan manusia untuk bersyukur kepada-Nya.

Al-Qur'an menjelaskan dengan sejelas2nya.

** QS. Al-Baqarah ayat 75 : "Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?"

** QS. AlBaqarah ayat 79 : "Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.

Saya haya seorang manusia biasa, yeng mengakui adanya tuhan hanya satu Yaitu
الله Allah.
Allahuakbar الله أكبر Allah maha besar.

"Asyhadu Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah"
Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi Nabi muhammad adalah Utusan Allah.

Rabu, 01 September 2010

Kisah tentara Wanita AS yang masuk islam


BHeather Ramaha baru tiga bulan ditugaskan di basis militer AS Pearl Harbour, Hawai ketika serangan 11 September 2001 terjadi. Ia bersuamikan anggota pasukan Marinir AS, seorang muslim Palestina asal San Francisco. Meski suaminya muslim, Ramaha belum masuk Islam dan masih memeluk agama Kristen. Peristiwa serangan 11 September 2001 membuat Islam dan Muslim menjadi pemberitaan dan pembicaraan masyarakat dunia, meski sebagian bersar pemberitaan itu bias dan mengandung kebencian terhadap kaum Muslimin dan Islam. Di sisi lain, peristiwa ini justru mendorong sebagian non-muslim untuk beralih memeluk agama Islam dan Ramaha adalah satu diantara mereka.

Kurang dari tiga minggu setelah serangan 11 September 2001 terjadi Kota New York dan Washington. Ramaha yang bertugas di bagian medis--sebagai dokter gigi--Angkatan Laut AS, datang ke masjid Manoa, Hawai. Disaksikan oleh beberapa muslimah yang juga hadir di masjid itu, Ramaha mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat sah untuk menjadi seorang muslim. Sejak itu, Ramaha resmi menjadi seorang muslimah.

Ia mengungkapkan, ia masuk Islam atas kemauannya sendiri dan bukan karena suaminya, Mike, yang seorang muslim. 'Mike tidak pernah sekalipun berusaha meminta saya untuk pindah agama. Dia bilang, jika saya ingin masuk Islam, saya harus mencari tahu tentang Islam sendiri,' tutur Ramaha.

Setelah menjadi seorang muslimah, sang suami membantu Ramaha belajar salat terutama bacaan salat yang semuanya dalam bahasa Arab. Ramaha juga selalu mengenakan kerudung jika ke masjid, tapi belum bisa mengenakan jilbab di kantor karena ia terikat peraturan sebagai bagian dari Angkatan Laut AS.

Persoalan lain yang ia hadapi setelah bersyahadat adalah memberitahu keluarganya yang tinggal di California. 'Saya tidak menemukan cara yang pas untuk memberitahu mereka agar mereka tidak syok. Pada ayah, saya cerita bahwa saya pergi ke masjid tapi tidak bilang bahwa saya sudah masuk Islam,' kata Ramaha.

Ramaha mengungkapkan, dulu, keluarganya juga tidak menganut agama tertentu. Rahama adalah orang pertama di keluarganya yang pergi ke gereja. Pada usia 5 tahun, ia berteman dengan anak perempuan seorang Pastor. Ia kemudian menyatakan menganut agama Kristen. Setelah itu, kelurganya mengikutinya menjadi Kristiani. Sampai sekarang, ibunya Ramaha menjadi seorang aktivis gereja.

Ramaha mengakui, walau sudah menjadi seorang Kristiani, ketika itu ia masih meragukan soal konsep Trinitas dalam agamanya. Sampai suatu hari di bulan Maret, ia memutuskan untuk kuliah online Univeristas California yang mempelajari agama-agama di dunia. Selanjutnya, setelah peristiwa 11 September 2001, Ramaha mengambil kelas pengantar tentang agama Islam di Hawai. Ia pun mulai membaca isi Al-Quran dan merasakan ada hal yang 'menyentak' hatinya. Ramaha merasa mendapat jawaban atas keraguannya selama ini terhadap ajaran Kristen yang pernah didapatnya, terutama konsep Trinitas yang membuatnya bingung.

'Saya sudah menjadi seorang Kristiani selama 18 tahun. Banyak sekali celah dalam ajaran agama itu yang membuat saya ragu. Tapi setelah mengenal Islam, agama ini membuka wawasan berpikir saya ... dalam hati saya merasa bahwa inilah agama yang tepat untuk saya,' ujar Ramaha.

Ia juga mendapat banyak pertanyaan soal mengapa perempuan berpendidikan sepertinya dirinya memilih masuk agama Islam. Dua orang yang menanyakan hal itu padanya mengatakan bahwa Islam adalah agama yang menindas kaum perempuan. Ramaha merespon pertanyaan itu dengan jawaban bahwa banyak orang yang mencampuradukkan antara ajaran Islam dengan tradisi.

Sekedar informasi, menurut Presiden Asosiasi Muslim Hawai, Hakim Ouansafi, pascaserangan 11 September jumlah orang yang masuk Islam di Hawai meningkat tajam. 'Rata-rata ada tiga orang yang masuk Islam setiap bulannya, dan kebanyakan mualaf adalah kaum perempuan,'
kata Ouansafi.

'Secara nasional, rasio orang yang masuk Islam adalah 4 banding 1. Empat mualaf perempuan, satu mualaf laki-laki,' sambungnya.



Kisah Bocah Amerika Masuk Islam (Ane malu gan abis baca ini)

Kisah spiritual anak kecil yang memeluk islam hanya karena dia baca mengenai buku Islam, setelah sebelumnya orang tuanya memberinya semua buku semua agama yang ada di dunia, Orang tua mutusin agar anaknya sendiri yang memilih agamanya.


Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.

Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.

Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.

Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.

Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”

Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.

Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”

Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”

Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.

Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.

Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”

Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.

”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan

Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.

”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.

Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.

Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.

Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”

Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”

”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.

“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad

Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.

Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”

”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.

Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”

“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan

Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”

”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”

Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”

”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”

”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad

Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”

Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.


Subhanallah

Ane yakin bakal nangis haru seperti wartawan itu, jika ane di situ